JALAN-JALAN KEBAIKAN

Salah satu bentuk cinta kita terhadap saudara kita adalah menunjukkan kepada saudara kita jalan-jalan kebaikan. Begitu banyak sarana dan media untuk kita sebagai sarana dan wasilah agar senantiasa terjaga dari dunia yang menggoda iman. Untuk bertakwa, terkadang kita butuh sarana dan media, butuh kawan dan sahabat yang membuat kita mengingat Allah, dengan demikian kita bisa saling tolong menolong dalam ketakwaan.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan.” (Qs. al-Maidah: 2)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)



Related Posts:

WANITA ADALAH PERHIASAN DAN GODAAN

Wahai saudariku yang cantik...

Wanita adalah mutiara yang indah berkilauan, jika ia tidak melanggar syariat Allah. Wahai saudariku... wanita yang indah adalah wanita yang shalehah, yang menutup aurat mereka, yang menjaga kehormatan mereka dan yang senantiasa takut dari perbuatan yang akan menodai harga dari dan kehormatannya. Bukankah wanita adalah fitnah adalah godaan bagi kaum laki-laki? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah haditsnya :

“Aku tidak meninggalkan sepeninggalku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita.” (HR. Bukhari Muslim)

Ahli syair mengatakan :

“Aku sanggup mengalahkan seribu pasukan berkuda dalam pertempuran. Akan tetapi aku tidak sanggup mengalahkan seorang wanita.”

Ibnu Malik juga berkata : 

“Telah sampai kepada kami bahwa Sulaiman berkata kepada putranya. “Wahai anakku, berjalanlah di belakang singa-singa, tapi janganlah engkau berjalan di belakang wanita'.” (Al-Muntaqa Min Dzammil Hawa). 

Wanita hukum asalnya indah, dan ia akan semakin indah apabila ia menghiasi dirinya dengan balutan pakaian takwa. Pakaian takwa yaitu yang menutupi seluruh tubuhnya, dan pakaian ini memiliki ciri-ciri. Bukankah kita pernah mendengar sebuah ayat yang indah. Allah Ta'ala berfirman : 

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin;
hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Al-Ahzab : 59)

Dalam ayat diatas, Allah memerintahkan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam agar memerintahkan orang-orang terdekatnya seperti istri, anak-anak perempuannya, kemudian menyampaikan kabar gembira ini kepada istri-istri orang mukmin untuk menutup aurat mereka untuk kebaikan mereka sendiri, agar mereka dikenal sebagai wanita baik-baik, dan agar mereka tidak di ganggu.

Karena itu Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata tentang ayat diatas :

 “Allah 'Azza wa Jalla memerintahkan istri orang-orang beriman, apabila keluar rumah untuk suatu keperluan, hendaklah menutup wajahnya dari atas kepala dengan jilbabnya”.

Sungguh indah wanita shalehah, mereka bagaikan manik-manik mutiara yang bertaburan dengan jilbanya yang syar'i karena hal itu membuat jiwa seorang suami menjadi tenang, membuat seorang ayah menjadi sejuk hatinya, membuat seorang itu berbungan hatinya saat melihat buah hatinya yang terlah beranjak dewasa, semakin cantik dengan jilbabnya dan cadarnya. 

Kebanyakan para pemuda mendambakan wanita baik-baik walaupun pemuda itu bukan pemuda baik-baik. Wanita baik-baik adalah wanita yang menjaga dirinya dan kehormatannya. Wanita yang pandai menjaga dirinya hanyalah wanita muslimah yang takut kepada Allah. Tidak akan sempurna penjagaan diri seorang wanita tanpa busana yang sesuai syariat, pasti. Bukankah busana yang ala kadarnya apalagi tanpa busana samasekali akan membuat gejolak syahwat kaum laki-laki bergelora? Kami berlindung kepada Allah dari hal 

Ahli syair pernah mengatakan :
“Hijab adalah perisai.
Mahkota bagi pemiliknya.
Seolah-olah perhiasan dunia.
 Yang menawan orang-orang sholeh.
 Dalam penjara-penjara cinta diatas aqad.
Seakan-akan permata yaqud yang tersimpan.”


Berbeda dengan saudariku yang mengobral cinta, mereka hilang keindahannya, laksana bunga yang mekar ditepi jalan. Ahli syair yang lain mengatakan :

“Bunga yang yang mekar di jalanan, dikerubuti kumbang-kumbang liar.
 Sedang bunga nan elok ditaman, menggelisahkan pangeran yang rupawan.”

Karena itu, banyak cerita tentang kekaguman seorang pria terhadap wanita shalehah dalam syair-syair cinta sang pujangga :

”Alangkah memikat hati perangai yang baik.
Dan sungguh menyejukkan jiwa tutur kata yang santun.
Ia laksana bidadari, padahal ia tak secantik dan seanggun bidadari.
Mengapa iku terpikat?
Apa yang membuat iku terjerat?
Ia bertanya pada dirinya, apakah ini cinta?
Lalu iapun menyadari itulah cinta yang mekar indah dihatinya.
Ketika melihat keanggunan sikap wanita yang shalehah.
Iapun jatuh cinta padahal yang dicintai tidak seindah rembulan.
Karena ketakwaannya, wanita shalehah seakan bidadari-bidadari dalam pingitan.”

Semoga Allah menuntun kita diatas kebenaran wahai saudariku muslimah. Dan berbenahlah, karena perjalanan masih panjang. Kita tidak akan sampai ditujuan kita kecuali dengan cinta. Allah Azza wa Jalla berfirman :

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu”, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah:
“Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang kafir.” (Ali-Imran : 31-32)

Inilah hakikat cinta yang paling sejati wahai saudariku. Tidakkah kita berlomba untuk meraih cinta tersebut? :-)



Related Posts:

TERLALU CANTIK JUGA REPOT

Cantik itu relatif, tidak ada yang mutlak. Bisa jadi ada laki-laki yang suka wanita yang putih dan ada juga yang lebih suka dengan yang hitam manis, atau bisa jadi ada yang suka pada yang berambut lurus, tapi bisa jadi ada yang tergila-gila dengan yang berambut keriting, dan itu sunnatullah. Tapi janganlah seorang laki-laki terlalu mementingkan sisi kecantikan luar saja hingga mengabaikan kecantikan hati seorang wanita, karena jika itu patokannya, maka bisa jadi laki-laki tersebut akan binasa dengan kecantikan wanita tersebut.

Penulis kitab Fathul Mu'in bi syarh qurrah al-'ain mengatakan :

"Memperistri wanita yang cantik itu yang lebih baik mengingat hadits yang mengatakan bahwa sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkannmu jika engkau memandangnya."

Perkataan diatas dijelaskan lebih lanjut oleh penulis Hasyiyah I'anah Thaalibiin sebagai berikut :

"Yang dimaksud dengan wanita cantik adalah cantik menurut versi masing-masing laki-laki meskipn wanita tersebut berkulit hitam. Ada juga yang menjelaskan bahwa tolak ukur wanita dalam hal ini adalah cantik menurut laki-laki yang tabiatnya masih normal (baca : selera standar, tidak muluk-muluk, tidak pula terlalu buruk). Makruh hukumnya menikahi wanita yang terlalu cantik karena dua pertimbangan :

Pertama : Biasanya wanita yang terlalu cantik itu memiliki sifat sombong karena kecantikannya.

Kedua : Terlalu banyak mata yang melirik kepadanya."

(Hasyiyah I'anah ath-Thaalibin juz 3 hal, 270, karya Ssayyid Muhammad Syatho, cetakan al-Haramain.


------------------------------------------
Dikutip dari tulisan Ustadz Aris Munandar, di majalah al-furqon edisi 1, thn.ke 11, Sya'ban-Ramadhan 1432 H

Related Posts:

SEKILAS TENTANG HAKIKAT CINTA

       
Berbicara tentang cinta memang tidak ada habisnya. Sampai-sampai bermunculan film-film yang pernah ku dengar gaungnya daei orang-orang seperti Ayat-ayat cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Cinta Laura, semau berbicara cinta. Terus apa makna cinta yang  sebenarnya? Lalu bagaimana definisinya? Dan bagaimana hakikatnya? Mari sejenak kita menuju dimensi para pakar cinta ini diantaranya.

Ibnul Qoyyim al-Jauziyah rahimahullah

        Ibnul Qoyyim mengatakan, "Tidak ada batasan yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. membatasi makna cinta, justru akan membuat kabur dan kering maknanya. Maka definisi dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri."

        Suatu ketika, bekliau menjelaskan, "Cinta dapat dirumuskan dengan memperhatikan turunan kata cinta yaitu mahabbah, dalam bahasa arab. Mahabbah berasal dari kata hubb. Ada lima makna untuk akar kata hubb.
Pertama : as-shafaa wa al-bayaadh, putih bersih. Bagian gigi yang putih bersih disebut habab al-asnaan.

Kedua : al-'uluww wa al-zhuhur, tinggi dan keliatan. bagian tertinggi dari air hujan yang deras disebut habab al-maai. Puncak gelas atau cawan disebut habab juga.

Ketiga : al-luzum wa al-tsubut, terus menerus dan konsisten.  Unta yang menelungkup dan tidak bangkit-     bangkit dikatakan habb al-ba'ir.

Keempat : lubb, inti atau saripati sesuatu. Biji disebut habbah karena itulah benih, asal, dan inti tanaman.       Jantung hati, kekasih, orang yang tercinta disebut habbat al-qalb.

Kelima : al-hiftzh wal imsaak, menjaga dan menawan. Wadah untuk menyimpan dan menahan air agar tidak tumpah disebut hibb al-maai.

         Maka, masih menurut Ibnul Qoyyim, muncullah berbagai definisi cinta atas dasar makna dan pengertian-pengertian diatas. Diantara definisi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kecenderungan seluruh hati yang terus menerus (kepada yang dicintai).

b. Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintai.

c. Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri. seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.

d. Pengembaraan hati karena mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.

Karena itu Ibnul Qoyyim kemudian mendefinisikan cinta dengan begitu indahnya :

“Cinta bermakna kesucian, kebeningan, dan kejernihan. ia suci, ia bening dan ia jernih, karena ia berasal dari mahabbah kepada Allah.

Cinta bermakna percikan dan riak, sebagaimana terlihat dari riak dan percikan air ketika hujan.

Begitupula dengan cinta, apabila seseorang sedang jatuh cinta, membuat hatinya beriak, ketika ia

teringat dengan kekasihnya.
Cinta juga bermakna teguh dan tidak berpindah, sebagaimana teguhnya onta ketika ia duduk diperintahkan oleh majikannya, sekalipun banyak batu cadas yang melukai dirinya.

Begitu juga dengan cinta karena dia teguh dan tidak akan pernah berpindah.
Cinta bermakna inti, dia juga bermakna isi dan biji, karena ia dijadikan asal dari sesuatu.

Cinta juga bermakna bejana yang besar, dan yang sangat penuh, yang tidak memungkinkan lagi untuk dimuat dengan segala sesuatu.

Begitu  juga dengan cinta, ketika ia telah memenuhi hati, ia tidak bisa diisi dengan sesuatu yang lain.

Cinta bermakna tungku, didalam pembakaran, diletakkan sesuatu diatasnya, begitu juga dengan cinta, ia menerima beban yang dipikul atas nama cinta”
                                                   
Akan tetapi kita sering mengecilkan makna cinta. Menurut kita cinta hanya pada batasan-batasan tertentu seperti cinta terhadap lawan jenis saja.

Cinta terhadap Allah termasuk cinta yang paling utama dan dia adalah penggerak segala sesuatu. Cinta kepada Nabi juga termasuk diantara cinta, yang sebagian besar kita masih belum jelas dan kabur dalam pemaknaannya dan bahkan telah tercabut rambunya.

Karena itu, sesuatu akan kembali pada inti dari sesuatu itu. Cinta, inti dari maknanya adalah akan kembali pada makna cinta terhadap Allah, cinta terhadap Rasulullah, cinta terhadap apa-apa yang bisa mendekatkan diri kepada Allah sebagai tempat kembali bagi orang-orang yang bercinta.

Adapun cinta kepada lawan jenis, atau perilaku cinta yang ditunjukkan oleh makhluk yang tidak berakal hanya sepercik cinta diantara lautan cinta yang hakiki.

akan beragam dan itu akan kembali pada dua makna cinta Sebagaimana cinta akan terbagi dalam banyak macam dan ragamnya. Karena demikian perkara cinta tidak hanya dialami oleh kalangan manusia, tapi bahkan menyentuh dimensi kehidupan seluruh makhluk yang berakal seperti kupu-kupu yang berkejaran di taman bunga. Burung-burung kecil yang berkicau di dahan dan ranting pohon. Sepasang angsa berenang beriringan di tengah danau. Atau seekor singa yang menyusui anaknya ditengah rimba, hanya sebagian diantara kisah cinta yang mengagumkan dari satu sisi dan dimensi cinta saja, dan dimensi cinta ini hanyalah sepercik cinta ditengah lautan cinta yang terabaikan.

Jadi, romantika kehidupan cinta antara dua orang yang berlainan jenis atau percintaan dialam fauna hanya sebagai contoh bahwa seluruh hamba difitrahkan untuk bercinta. Tapi mana cinta yang hakiki?

Cinta yang hakiki yaitu sebagaimana firman Allah :

 "Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (QS.Ad-Zaariyaat : 56)

Makna ibadah yaitu mentauhidkan Allah, sebagaimana ucapan Syaikh Muhammad at-Tamimi dalam kitab Tsalatsatul Ushul. Sedangkan ibadah adalah Kamulul Hubb (Yaitu, Kesempurnaan Cinta). Berarti ibadah adalah memurnikan cinta, yaitu memurnikan cinta terhadap Dzad Yang Dicintai yaitu Allah Jalla wa 'Alaa. Dan inilah makna cinta yang sebenarnya, yaitu menyempurnakan ketundukan dan perendahan diri kepada Allah dan inilah makna ibadah.

1. PENGERTIAN IBADAH
    1.1. Pengertian ibadah secara bahasa  

          "At-tadzullu wal khudu'u (perendahan diri dan ketundukkan).

Dalam makna lain ibadah secara bahasa  :

       "At-tadzullu wal khudu'u fii ghaayatil mahabbah." (perendahan diri dan ketundukkan dengan menyempurnakan cinta).


 Berarti ibadah adalah percintaan yang paling tinggi dan paling agung diantara semua jenis percintaan, tentunya diantara semua jenis percintaan yang benar, karena disana ada cinta-cinta yang tercela dan bahkan cinta yang syirik. Karena itu dia menjadi rukun ibadah. Rukun ibadah antara lain, Cinta, Harap, Takut, dan ketiga hal ini terkandung dalam surat al-fatihah ayat 1, 2, 3. Dengan 3 ayat ini kita beribadah. Dan ibadahnya orang-orang yang cinta adalah, YarjuunarahmaLLaah, wa Yakhaafuuna 'adzaabah. Sifat ibadahnya orang-orang yang cinta adalah Iyyakana'budu wa iyyaa kanasta'iin. Allah berfirman :

"Artinya : Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami
memohon pertolongan." (al-Fatihah : 4).

Karena itu maka beribadah adalah bercinta dan menyempurnakan cinta.

    1.1.2. Pengertian ibadah secara syariat
 
       "Suatu nama yang mencakup apa-apa yang dicintai Allah dan diridhai-Nya dari perkataan dan amalan yang lahir maupun batin".

Jadi ibadah hakikatnya adalah cinta itu sendiri, karena didalam makna ibadah terkandung cinta, yaitu perendahan diri, ketundukan, pengagungan kepada yang dicintai yaitu Allah. Sehingga makna ibadah korelasinya adalah kecintaan, kepada Allah, kepada apa-apa yang dicintai Allah, dari perkataan dan perbuatan yang nampak maupun tersembunyi. Karena itulah ibadah tidak akan sempurna jika tidak dibarengi cinta kemudian rukun-rukunnya yang lain.

Kaum Nuh, 'Aad, dan Tsamud punah tak tersisa seorang-pun akibat mereka mempermainkan cinta. Fir'aun, Hamman dan kaumnya ditenggelamkan di laut merah karena mereka bermain-main dengan cinta. Qarun dan harta kekayaannya dibenamkan keperut bumi karena dia enggan untuk bercinta. Abu jahal, Abu Lahab, Walid ibnul Mughirah bahkan Abu Thalib menjadi orang-orang yang menyesal pada hari kiyamat karena mereka semua bermain-main dan menodai kesucian cinta itu. Inilah akibat hilangnya cinta, akan menimbulkan kesengsaraan imma diddunya wa imma fil aakhirah.

Allah berfirman :

"Artinya : .......Pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang-orang kafir berkata: Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku adalah tanah". (QS.an-Naba : 40)

Yaitu karena menyesal telah meninggalkan Allah dan melalaikan hidup didunia dan melalaikan cinta tentunya yaitu beribadah kepada Allah. Wallahu a'lam. Untuk jelasnya merujuklah ke tarsirnya. Baik tafsiran ibnu katsir atau tafsir as-sa'di dan tafsir para ulama lainnya. 

Allah juga berfirman :

"Artinya : Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?”
Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat." (Qs.al-Mudatsir : 42-43)
 
Orang kafir dimasukkan dalam neraka selain karena kekafirannya, juga dkarena mereka meninggalkan shalat. Orang kafir wajib shalat, supaya mereka bisa mengerjakan shalat mereka harus masuk islam. Orang kafir di adzab bertingkat-tingkat sesuai sebanyak mana kewajiban yang ia tinggalkan. Meninggalkan shalat juga hal yang akan menjadi penyesalan orang-orang kafir. Karena shalat adalah ibadah, dan ibadah adalah menyempurnakan cinta kepada Allah. Orang yang tidak menyempurnakan cinta dan bahkan menghianati cinta maka dia akan masuk pada golongan kedua dari makna ayat ini.

"Dan diantara manusia ada orang-orang yang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah..." (QS.Al-Baqarah : 165)

Kafilah orang-orang yang jatuh cinta kepada Rabb-nya, itulah kafilah orang-orang yang beruntung. Dan itulah tempat kembali bagi orang-orang yang bertakwa adalah surga Allah.

Mari kita sempurnakan cinta kita kepada Allah dengan menjauhi syirik dan segala jenisnya, karena yang banyak memasukkan seseorang kedalam neraka adalah karena sebab cinta. Seorang istri yang mencintai suminya dan takut suaminya membagi cinta, maka bagi yang tidak memiliki iman dia akan mendatangi dukun dan tukang ramal. Padahal  Rasulullah bersabda :

Barang siapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun, lalu ia membenarkan apa yang diucapkannya, maka sungguh ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR.Ahmad).

Cinta kepada sesama jenis hanya cinta yang serupa dengan fatamorgana yang dilihat oleh orang yang kehausan ditengah padang pasir, jangan kita mengejarnya hingga kita mendurhakai Allah dan berbuat syirik, karena itu adalah awal dari penodaan terhadap cinta yang sebenarnya. Cintailah Allah dan jadikan ia satu-satunnya yang berhak mendapatkan cinta kita yang paling murni dan tulus. Bukankah kita pernah mendengar ucapan seorang penyair : 

"Cinta dan pengabdian adalah untaian yang terangkai dalam satu ikatan. Bukanlah orang yang bercinta, bila tidak memurnikan pengabdian kepada yang dicintai. Dan bukanlah orang yang mengabdi, bila tidak menyempurnakan cinta kepada yang dicintai."

Ahli syair yang lain berkata pula :

"Konsekuensi dari bercinta adalah timbulnya rasa pengabdian yang murni kepada yang dicintai. Setiap yang bercinta, seolah ia menjadi abdi bagi yang dicintai. Antara cinta dan pengabdian ibarat seutas benang yang saling bertautan, apabila hilang salah satunya, maka hilang pula yang lainnya."

Dan ingatlah, cinta ibadah adalah kewajiban bagi hamba terhadap Allah dan cinta tabiat adalah memang tabiat seorang hamba utuk mencintai apa-apa yang indah menurut pandangan matanya dan ia tidak akan dihukum karenanya, selama cinta itu tidak membuatnya memaksiati Allah.

Allah berfirman :

Wa tuhibbuunal maala hubban jamma." (Al-Qur'an)


Nantikan kehadiran buku Kafilah Orang-Orang yang Jatuh Cinta, Insya Allah..!!!

Related Posts:

Ruh Cinta

Cinta adalah ruh segala sesuatu, dan banyak orang yang tertipu dengan cinta yang sebenarnya. Ingin tau hakikat cinta yang sejati?


Judul Ebook : CINTA
Penulis : Ummu Rumman


Related Posts:

MENGENAL SEBAGIAN MAKNA DAN HAKIKAT CINTA


         Hai cantik... lagi pada ngapain nih..! Oya, aku mau menulis tentang cinta nih. Mudah-mudahan bermanfaat yah.. :-).

         Berbicara tentang cinta memang tidak ada habisnya. Mulai dari judul film dan sinetron yang bernuansa cinta. Seperti Cinta Laura, Ketika cinta bertasbih Cinta, Ayat-ayat cinta, bahkan Mayat-mayat cinta. Terus apasih cinta itu? Apasih definisinya? dan apasih maknanya? Mari sejenak kita menuju dimensi para pakar cinta ini diantaranya.

Ibnul Qoyyim al-Jauziyah rahimahullah

        Ibnul Qoyyim mengatakan, "Tidak ada batasan yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. membatasi makna cinta, justru akan membuat kabur dan kering maknanya. Maka definisi dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri."

        Suatu ketika, bekliau menjelaskan, "Cinta dapat dirumuskan dengan memperhatikan turunan kata cinta yaitu mahabbah, dalam bahasa arab. Mahabbah berasal dari kata hubb. Ada lima makna untuk akar kata hubb.

Pertama : as-shafaa wa al-bayaadh, putih bersih. Bagian gigi yang putih bersih disebut habab al-asnaan.

Kedua : al-'uluww wa al-zhuhur, tinggi dan keliatan. bagian tertinggi dari air hujan yang deras disebut habab al-maai. Puncak gelas atau cawan disebut habab juga.

Ketiga : al-luzum wa al-tsubut, terus menerus dan konsisten.  Unta yang menelungkup dan tidak bangkit-     bangkit dikatakan habb al-ba'ir.

Keempat : lubb, inti atau saripati sesuatu. Biji disebut habbah karena itulah benih, asal, dan inti tanaman.       Jantung hati, kekasih, orang yang tercinta disebut habbat al-qalb.

Kelima : al-hiftzh wal imsaak, menjaga dan menawan. Wadah untuk menyimpan dan menahan air agar tidak tumpah disebut hibb al-maai.

         Maka, masih menurut Ibnul Qoyyim, muncullah berbagai definisi cinta atas dasar makna dan pengertian-pengertian diatas. diantara definisi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kecenderungan seluruh hati yang terus menerus (kepada yang dicintai).

b. Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintai.

c. Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri. seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.

d. Pengembaraan hati karena mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.


Karena itu Ibnul Qoyyim kemudian mendefinisikan cinta dengan begitu indahnya :

“Cinta bermakna kesucian, kebeningan, dan kejernihan.
ia suci, ia bening dan ia jernih, karena ia berasal dari mahabbah kepada Allah.
Cinta bermakna percikan dan riak, sebagaimana terlihat dari riak dan percikan air ketika hujan.
Begitupula dengan cinta, apabila seseorang sedang jatuh cinta, membuat hatinya beriak, ketika ia
teringat dengan kekasihnya.
Cinta juga bermakna teguh dan tidak berpindah, sebagaimana teguhnya onta ketika ia duduk
diperintahkan oleh majikannya, sekalipun banyak batu cadas yang melukai dirinya.
Begitu juga dengan cinta karena dia teguh dan tidak akan pernah berpindah.
Cinta bermakna inti, dia juga bermakna isi dan biji, karena ia dijadikan asal dari sesuatu.
Cinta juga bermakna bejana yang besar, dan yang sangat penuh, yang tidak memungkinkan lagi
untuk dimuat dengan segala sesuatu.
Begitu  juga dengan cinta, ketika ia telah memenuhi hati, ia tidak bisa diisi dengan sesuatu yang
lain.
Cinta bermakna tungku, didalam pembakaran, diletakkan sesuatu diatasnya, begitu juga dengan
cinta, ia menerima beban yang dipikul atas nama cinta”

****


Cinta yang indah dan memancar dari sumber yang baik itulah cinta yang murni dan suci. Ia mekar dari hati yang penuh warna-warni dan bunga-bunga takwa. Karena itu, milikilah ebook Cinta ini.   


Judul Ebook : CINTA

Penulis       : Ummu Rumman

Related Posts:

KAFILAH ORANG-ORANG YANG JATUH CINTA

Judul Buku : Kafilah Orang-orang Yang Jatuh Cinta

Penulis       : Ummu Rumman


MUKADIMAH   
    
       Berbicara soal cinta, bukan hal yang tabu dalam kehidupan manusia. Bahkan perkara ini menjadi hal yang sangat mendasar yang harus diperbincangkan, karena cinta ibarat denyut jantung bagi kehidupan. Tidak hanya dari kalangan manusia, tapi menjangkau dimensi kehidupan yang lebih jauh hingga ke dunia fauna.

        Mungkin sejenak kita akan beranggapan apalah mereka dibandingkan kita. Tapi lihatlah dengan seksama, perilaku mereka bahkan lebih mengagumkan dari sekedar kisah cinta antara Qais dan Laila.

Kupu-kupu yang berkejaran di taman bunga. Burung-burung kecil yang berkicau di dahan dan ranting pohon. Sepasang angsa berenang beriringan di tengah danau. Atau seekor singa yang menyusui anaknya ditengah rimba, hanya sebagian diantara kisah cinta yang mengagumkan dari sisi tabiiyah mereka. Insting bercinta bukan hanya milik makhluk yang berakal, namun menjadi milik mereka pula sesuai dengan habitat dan dimensi kehidupan masing-masing.

       Romantika kehidupan dunia fauna hanya sebagai contoh yang bisa diambil ibrah bahwa seluruh hamba difitrahkan untuk bercinta. Naluri bercinta menyentuh bukan hanya pada sisi tabiiyah saja, tapi telah menembus hingga pada sisi ubudiyah mereka terhadap Rabb-Nya. Burung hud-hud adalah contoh yang paling mengagumkan diantara kisah cinta itu. Ia berpaling dari sisi ratu Saba yang menyembah matahari menuju nabi Sulaiman 'alaihissalam, untuk mengadukan perkara yang dilihatnya.

       Seekor burung tau bagaimana ia harus bercinta dengan Rabb-nya, bagaimana ia harus mengambil sikap tatkala noda-noda hitam mulai mengotori kesucian cinta. Inilah kelurusan fitrah dari makhluk yang tidak berakal, hal ini mengingatkan kita pada masa permulaan penciptaan manusia dan jin bahkan alam semesta, untuk mengabdi kepada Allah dengan cinta yang murni. Karena itu, Allah memilih manusia diantara seluruh alam untuk mengemban risalah, agar mereka mendakwahkan kalimat yang haq sebagai pondasi yang murni dalam bercinta

        Kita bisa melihat diberbagai sisi kehidupan manusia, hilangnya cinta menjadi penyebab datangnya kesengsaraan. Kaum Nuh, 'Aad, dan Tsamud punah tak tersisa seorang-pun akibat mereka mempermainkan cinta. Fir'aun, Hamman dan kaumnya ditenggelamkan di laut merah, karena mereka bermain-main dengan cinta. Qarun dan harta kekayaannya dibenamkan keperut bumi, karena dia enggan untuk bercinta. Abu jahal, Abu Lahab, Walid ibnul Mughirah bahkan Abu Thalib menjadi orang-orang yang paling menyesal pada hari kiyamat, karena mereka semua melalaikan dan menodai kesucian cinta.

       Jadi, cinta itulah sumber kebahagiaan atau pangkal kesengsaraan seorang hamba. Setiap yang melalaikan cinta, maka ia menyelisihi fitrah yang Allah fitrahkan ia untuk berjalan diatasnya. Sikap seseorang dalam bercinta perlu diperhatikan. Dengan siapakah ia akan bercinta dan kepada siapakah akan dipersembahkan cinta itu. Konsekuensi dari bercinta adalah timbulnya rasa pengabdian yang murni kepada yang dicintai. Setiap yang bercinta, seolah ia menjadi abdi bagi yang dicintai. Antara cinta dan pengabdian ibarat seutas benang yang saling bertautan, apabila hilang salah satunya, maka hilang pula yang lainnya. Bukankah kita pernah mendengar ucapan seorang penyair yang berkata :

"Pengabdian dan cinta adalah untaian yang terangkai dalam satu ikatan. Bukanlah orang yang bercinta, bila tidak memurnikan pengabdian kepada yang dicintai. Dan bukanlah orang yang mengabdi, bila tidak menyempurnakan cinta kepada yang dicintai."

      Kafilah orang-orang yang jatuh cinta kepada Rabb-nya, itulah kafilah orang-orang yang beruntung. Mereka bertelekan diatas dipan-dipan saling berpandangan, tidak ada kesedihan, kegundahan dan duka cita. Dan itulah tempat kembali bagi orang-orang yang bertakwa.

      Dengan mengharap wajah Allah, semoga tulisan ini bermanfaat untuk saudara dan saudariku, dan menjadi amal shaleh bagi penulis dihari yang menakutkan nanti, ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat untuk menebus diri kita dari adzab Allah.

*****

        Wahai saudaraku... Manusia hidup berkabilah-kabilah dan bersuku-suku. Diatasnya terdapat kafilah-kafilah yang berjalan mengembara. Mencari cinta dan untuk bercinta. Merekalah para pecinta dan merekalah kafilah orang-orang yang jatuh cinta.

         Seluruh manusia adalah kafilah dipermukaan bumi. Mereka berjalan munuju negeri keabadian. Tidak mungkin seseorang akan sampai dinegeri nan abadi kecuali dengan cinta. Tanpa cinta manusia akan binasa dan sengsara. Cinta adalah sumber kebahagiaan dan dialah poros kehidupan. Karena itulah Allah menciptakan manusia yaitu dengan tujuan untuk bercinta. Dan dosa yang paling besar adalah, dosa orang-orang yang menduakan cinta. Firman Allah :

"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah..." (QS.Al-Baqarah : 165)

       Saudaraku... Dua kafilah orang-orang yang bercinta pada ayat yang indah diatas ada yang cintanya mendua, dan ada pula golongan orang-orang yang cintanya murni untuk yang Allah sebagai Dzat yang dicinta.

       Bagaimanakah hakikat cinta tersebut? Berapa banyak-kah kafilah-kafilah orang-orang yang jatuh cinta ini? Dan manakah cinta yang sejati dan tidak? Dan siapa pula mereka-mereka yang boleh dicintai?

Nantikanlah kehadirannya...!!!


Related Posts:

MENGENAL SEBAGIAN MAKNA DAN HAKIKAT CINTA

       
Hai cantik... lagi pada ngapain nih..! Oya, aku mau menulis tentang cinta nih. Mudah-mudahan bermanfaat yah.. :-).

         Berbicara tentang cinta memang tidak ada habisnya. Mulai dari judul film dan sinetron yang bernuansa cinta. Seperti Cinta Laura, Ketika cinta bertasbih Cinta, Ayat-ayat cinta, bahkan Mayat-mayat cinta. Terus apasih cinta itu? Apasih definisinya? dan apasih maknanya? Mari sejenak kita menuju dimensi para pakar cinta ini diantaranya.

Ibnul Qoyyim al-Jauziyah rahimahullah

        Ibnul Qoyyim mengatakan, "Tidak ada batasan yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. membatasi makna cinta, justru akan membuat kabur dan kering maknanya. Maka definisi dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri."

        Suatu ketika, bekliau menjelaskan, "Cinta dapat dirumuskan dengan memperhatikan turunan kata cinta yaitu mahabbah, dalam bahasa arab. Mahabbah berasal dari kata hubb. Ada lima makna untuk akar kata hubb. 


Pertama : as-shafaa wa al-bayaadh, putih bersih. Bagian gigi yang putih bersih disebut habab al-asnaan. 



Kedua : al-'uluww wa al-zhuhur, tinggi dan keliatan. bagian tertinggi dari air hujan yang deras disebut habab al-maai. Puncak gelas atau cawan disebut habab juga.


Ketiga : al-luzum wa al-tsubut, terus menerus dan konsisten.  Unta yang menelungkup dan tidak bangkit-     bangkit dikatakan habb al-ba'ir.

Keempat : lubb, inti atau saripati sesuatu. Biji disebut habbah karena itulah benih, asal, dan inti tanaman.       Jantung hati, kekasih, orang yang tercinta disebut habbat al-qalb.

Kelima : al-hiftzh wal imsaak, menjaga dan menawan. Wadah untuk menyimpan dan menahan air agar tidak tumpah disebut hibb al-maai.

         Maka, masih menurut Ibnul Qoyyim, muncullah berbagai definisi cinta atas dasar makna dan pengertian-pengertian diatas. diantara definisi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kecenderungan seluruh hati yang terus menerus (kepada yang dicintai).

b. Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintai.

c. Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri. seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.

d. Pengembaraan hati karena mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.


Karena itu Ibnul Qoyyim kemudian mendefinisikan cinta dengan begitu indahnya :

“Cinta bermakna kesucian, kebeningan, dan kejernihan. 

ia suci, ia bening dan ia jernih, karena ia berasal dari mahabbah kepada Allah.

Cinta bermakna percikan dan riak, sebagaimana terlihat dari riak dan percikan air ketika hujan.
Begitupula dengan cinta, apabila seseorang sedang jatuh cinta, membuat hatinya beriak, ketika ia
teringat dengan kekasihnya. 
Cinta juga bermakna teguh dan tidak berpindah, sebagaimana teguhnya onta ketika ia duduk
diperintahkan oleh majikannya, sekalipun banyak batu cadas yang melukai dirinya.
Begitu juga dengan cinta karena dia teguh dan tidak akan pernah berpindah.
Cinta bermakna inti, dia juga bermakna isi dan biji, karena ia dijadikan asal dari sesuatu.
Cinta juga bermakna bejana yang besar, dan yang sangat penuh, yang tidak memungkinkan lagi
untuk dimuat dengan segala sesuatu.
Begitu  juga dengan cinta, ketika ia telah memenuhi hati, ia tidak bisa diisi dengan sesuatu yang
lain.
Cinta bermakna tungku, didalam pembakaran, diletakkan sesuatu diatasnya, begitu juga dengan
cinta, ia menerima beban yang dipikul atas nama cinta” 


****

Cinta yang indah dan memancar dari sumber yang baik itulah cinta yang murni dan suci. Ia mekar dari hati yang penuh warna-warni dan bunga-bunga takwa. Karena itu, milikilah ebook Cinta ini.   


Judul Ebook  : CINTA

Penulis  : Ummu Rumman    

Related Posts: