PERJALANAN ILMU NAHWU

Hai cantik... kita berbicara b.arab nih. Gimana sih awal mula penyebaran ilmu nahwu itu...? Gini ceritanya nih.... :-)

Dahulu pada masa Nabi dan sahabat, belum ada kesalahan dalam berbahasa arab, namun setelah masa shahabat dan telah banyak manusia menyebar dimana-mana dan orang-orang ajm (orang bukan arab) pun banyak berdatangan ke arab dan bergaul dengan orang arab, belum lagi para budak dari luar arab menetap dan tinggal diarab, otomatis mereka-pun mulai menggunakan bahasa arab sebagai bahasa harian mereka. Bahasa arab yang fasih dari quraisy mulai rusak dan terkikis.

A. Kesalahan pertama terjadi pada masa Umar bin Khaththab

Ada tiga kesalahan pada zaman umar dan dari sini awal dimulainya ada perhatian untuk membenahi kesalahan dalam ilmu nahwu.

Kesalahan pertama :

1. Sekertaris Abu Musa al-asy-ari radhiyallahu ‘anhu menulis surat kepada umar atas nama Abu Musa al-Asy-ari dan pada bagian atas surat tertulis :
“Min Abu Musa al-Asy-ari ....”

Umar yang membaca surat tersebut dan tau ada kesalahan Umar marah dan berkata, cambuklah sekertaris Abu Musa karena kesalahannya. Lalu sekertaris itupun di cambuk.

Dari sini para ulama membolehkan dihukum cambuk orang yang keliru dalam berbahasa arab. Kalimat diatas seharusnya :

“Min Abi Musa al-Asy-ari....” (Artinya : dari Abi Musa al-Asy-ari)
Min adalah huruf jar, dia memajrurkan isim yang jatuh setelahnya.

Kesalahan kedua :

2. Kejadian kedua. Umar pernah melewati suatu kaum. Mereka sedang berlatih memanah, namun bidikan mereka selalu meleset. Umar memandang mereka dengan sinis. Kaum itupun berkata :
 "Innaa qaumun muta’allimiin”

Mendengar kesalahan itu umar berkata :

“Kesalahan kalian dalam memanah itu lebih ringan dari kesalahan kalian dalam berbahasa”
Kalimat diatas seharusnya :

“Innaa qaumun muta’allimuun” (Artinya : Sesungguhnya kami suatu kaum yang masih belajar).
Qaumun dan muta’allimun adalah naat man’ut.

Kesalahan ketiga :

3. Kesalahan ketiga terjadi pada seorang da’I, kesalahan ini yang paling parah. Dia mengajarkan ilmu al-qur’an kepada seorang arab badui. Dan ayat yang diajarkan adalah surat at-taubah ayat 3. Dia mengajarkan badui dan dia berkata :

“………. Annallaaha bariiun minal musyrikiin wa rasuulihi.”
(Artinya : "Sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang yang berbuat syirik dan dari Rasul-Nya")

Mendengar pengajaran yang janggal ini badui berkata : “Kalau demikian saya tidak mau mengikuti Muhammad."
Ustadz itu bertanya, kenapa?
Badui menjawab, “karena Allah berlepas diri dari orang musyrik dan Rasul-Nya.”

Orang badui ini lalu mengadukan kepada Umar bin Khaththab kejadian tersebut, Umar mengajarkan yang benar dan berkata “Mulai sekarang tidak boleh mengajarkan al-qur’an kecuali orang yang berilmu.”
Kalimat diatas kesalahannya sangat fatal dan lebih parah dari yang pertama dan kedua , karena maknanya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan Rasulullah nabi-Nya. Da diantara makna baroah adalah Allah otomatis tidak mencintai Nabi-Nya, padahal beliau adalah khaliilullah! Ayat diatas seharusnya : “………. Annallaaha baariiun minal musyrikiin wa rasuuluhu.”
(Artinya : “ Sesungguhnya Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik.”)

Wau atof pada kata warasuuluhu kembalinya bukan pada musyrikin, (pembahasannya isnya Allah akan datang di lain waktu secara terperinci, dan silahkan antum cari kemana atofnya kata warasuuluhu?

B. Kesalahan pada masa Ali bin Abi thalib

Pada zaman ali juga terdapat kesalahan, dan mulai zaman Ali inilah mulai ada perhatian serius dalam memperbaiki kesalahan dalam ilmu nahwu.

1. Kejadian pertama, Abul aswad ad-Duali berjalan bersama anaknya dalam sebuah perjalanan safarnya, anaknyamenatap langit dan takjub melihat bintang-bintangnya. Dia ingin ungkapkan rasa takjubnya tersebut namun dia salah, dia berkata :

“Maa ajmalus samaa-i?” (Artinya : "Apakah yang paling indah di langit?)Ayahnya menjawab : “ Nujuumuhaa” (Bintang-bintangnya.!)

Dia berkata, "Aku tidak bertanya ayah, tapi aku sedang takjub."

Ayahnya yang ahli dalam bidang nahwu berkata, "Jika kamu ingin takjub, bukan seperti itu kalimatnya, tapi "Maa ajmalas samaa-a! (Artinya : “alangkah indahnya langit.!”)

Setelah tau anaknya salah dan tidak memahami ilmu nahwu dan kaidah shahih dalam berbahasa arab, maka Abul aswad ad-Duali mendatangi khalifah Ali bin Abi Thalib dan meminta pendapatnya dan menyampaikan keresahannya akan terkikisnya bahasa arab fasih kaum quraisy, yaitu bahasa arab al-Qur’an! Jika tidak dari sekarang diajarkan ilmu bahasa arab yang fushshah (bahasa arab yang fasih), maka kapan lagi?!

Maka Khalifah Ali bin Abi Thalib setuju dan berkata : “Unhu haadzan nahwa” (Artinya : “Teruskanlah arah ini”).

Dari sini pertama kali muncul istilah NAHWU, yaitu dari perkataan Ali bin abi Thalib diatas. Dan nahwu artinya arah.!

Sejak saat itu mulailah diajarkan ilmu nahwu untuk memahami harokat akhir suatu kata oleh Abul aswad ad-Duali.

Wallahu a'lam.

*Akan datang kisah tentang perjalanan ilmu nahwu hingga sampai pada kita saat ini insya Allah
kita mulai dari Abul aswad ad-Duali. Jangan lupa dan kunjungi juga situs kami www.al-mubarok.com
____________
Dari faedah pelajaran Mukhtaaraatu qowaaidil lughathil 'arabiiyyati min ma'hadil furqaanil islami

Related Posts:

1 Response to "PERJALANAN ILMU NAHWU"

  1. Bingung cari Situs Poker Terpercaya ??
    Sering kalah? lebih sering deposit dari pada wd??

    Solusi Terbaik Buat Member Yang Sering Lose !!
    Pokers128(dot)com

    Buktiin Sendiri Main Di Pokers128 !

    Bisa Main Dari HP !!
    Support IOS & ANDROID

    7 Games Dalam 1 User_ID

    Menangkan Jackpot Harian S/d Puluhan Juta
    Jackpot Global Ratusan Juta

    Minimal Deposit Sangat Terjangkau !!
    Rp 10,000

    Withdraw Diproses Super Cepat !
    1menit s/d 3menit

    JANGAN TUNGGU DAN JANGAN RAGU LAGI UNTUK MENJADI SEORANG PEMENANG DAN DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA DI WWW.S1288POKER.COM

    Info lebih lengkap,silahkan hubungi CS 24/7 kami melalui :
    PIN BBM : 7AC8D76B
    WA : 08122221680
    Twitter : @S1288POKER

    BalasHapus